Kanker Ovarium

Posted by Unknown Minggu, 13 Januari 2013 0 komentar
Oleh : Nency Hardini
Kanker epitel ovarium atau dikenal dengan kanker indung telur yang berasal dari sel epitel merupakan 90% kasus dari seluruh kanker indung telur. Kanker indung telur merupakan penyebab kematian ke-5 terbanyak di Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh dunia. Kanker indung telur memiliki angka kematian yang tinggi, dari  23.100 kasus baru kanker indung telur, sekitar 14.000 atau separuh lebih wanita meninggal karena penyakit ini. Kanker epitel ovarium jarang didapatkan pada wanita berusia < 40 tahun. Puncaknya terjadi pada wanita usia 60-64 tahun. Angka kejadian kanker epitel ovarium rendah pada negara berkembang dan Jepang.
Deteksi dan Pencegahan
1.     Kriteria untuk skrining yang efektif 
Sampai saat ini belum ada alat yang secara efektif dan efisien dalam mendeteksi dini kanker ovarium 
2.     Pemeriksaan panggul rutin per tahun. Pemeriksaan ini digunakan unutk mendeteksi dini kanker ovarium namun tidak memiliki sensitivitas yang tinggi
3.     Antigen kanker 125 (CA-125). Antigen ini diekspresikan oleh 80% epitel nonmusinous kanker ovarium. Kadar lebih tinggi dari 35 U/ml adalah abnormal
4.     Ultrasonografi transvaginal. Alat ini dipertimbangkan untuk alat skrining dikombinasikan dengan pemeriksaaan Doppler
5.     Pencegahan. Apabila seorang wanita melakukan operasi panggul, maka pengambilan indung telur sekaligus akan mencegah risiko kanker ovarium selamanya. Namun perlu diingat risko akan premenopause dini dan penyakit osteoporosis serta jantung yang dapat timbul akibat pengangkatan indung telur. Selain itu pengunaan kontrasepsi pil juga dianjurkan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat memperjelas penyakit ini
Klasifikasi Kanker Ovarium
Tanda dan Gejala
Sebanyak 60% wanita yang didiagnosis menderita kanker ovarium sudah memasuki tahap lanjut dari penyakit ini. Pada umumnya tidak didapatkan gejala dini pada kanker ini, seandainya ada biasanya samar-samar. Gejala tersebut termasuk diantaranya nyeri pada panggul, kembung, mudah lelah, penurunan berat badan, konstipasi (sembelit), perdarahan menstruasi yang tidak teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya suatu massa atau benjolan pada panggul merupakan tanda yang perlu dicurigai.
Deteksi dan Pencegahan
Sampai saat ini belum ada alat yang secara efektif dan efisien dalam mendeteksi dini kanker ovarium 
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat memperjelas penyakit ini
Klasifikasi Kanker Ovarium
Kanker ovarium memiliki 4 stadium yaitu :
Stadium
Area
Angka Bertahan Hidup 5 Tahun
I
Kanker pada 1 / 2 ovarium. Kanker dapat ditemukan di permukaan ovarium
93,6%
II
Kanker melibatkan 1/2 ovarium dengan perluasan ke panggul (rahim, saluran tuba, kandung kemih, usus besar)
Tidak ada data
III
Kanker menyebar melebihi rongga panggul ke dinding perut, organ perut, usus kecil, kelenjar getah bening, permukaan hati
68,1%
IV
Fase akhir dari kanker ovarium. Menyebar ke organ yang jauh seperti limpa, paru-paru, hati (bagian dalam)
29,1%
Terapi
Terapi dari kanker ovarium tergantung dari stadium dari penyakit, tipe penyakit (primer atau rekuren <kambuh kembali>), terapi pilihan, dan kondisi tubuh.
1.     Kanker Ovarium atipikal
Kanker atipikal ini memiliki sifat yang berbeda dari kanker ganas ovarium tipe lainnya. Biasa terdapat pada wanita usia 40 tahun (keganasan pada usia 60 tahun). 20% stadium dini dapat menyebar ke intraabdomen (perut) dan memerlukan terapi operasi. Pasien kanker atipikal ovarium dengan stadium dini yang masih ingin mempertahankan kesuburannya dapat melakukan unilateral salpingo-oophorectomi (operasi pengangkatan indung telur yang mengandung kanker)
2.     Stadium dini kanker ovarium
Stadium dini kanker ovarium adalah stadium I dan II. Terapi yang dapat dilakukan pada stadium ini adalah operasi (total abdominal histerektomi, bilateral salpingo-oophorektomi), kemoterapi (pada kasus dengan angka kesembuhan rendah, diberikan setelah operasi), dan radiasi
3.     Stadium Lanjut kanker ovarium
Stadium ini selalu membutuhkan terapi operasi yang optimal diikuti kemoterapi setelah operasi untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup. Radiasi seluruh bagian perut (whole abdominal radiation) dapat menjadi alternatif dari kemoterapi
4.     Kanker ovarium yang kambuh
Pasien dengan kanker ovarium yang kambuh adalah kandidat untuk dilakukan operasi yang kedua kalinya dengan kemoterapi menggunakan agen yang berbeda. Terapi hormonal juga dapat digunakan. Terapi yang masih dalam penelitian adalah terapi stem sel, imunoterapi menggunakan interferon, dan terapi genetik
* Sakit saat hubungan seksual (dispareunia)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kanker Ovarium
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://nencyhardini4.blogspot.com/2013/01/kanker-ovarium.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of SAHABAT PENA.